SEJARAH SOSIAL : AWAL MASUKNYA ISLAM DAN PENGARUHNYA TERHADAP MASYARAKAT
bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh ;)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh ;)
SEJARAH SOSIAL
AWAL MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM SERTA PENGARUHNYA TERHADAP MASYARAKAT
Oleh :
KELOMPOK 6
FAISAL AMIR HARAHAP
FITRI DINIATI
M. HASBI
MARDIANSYAH PRATAMA PUTRA
MASNUR AFIKA RIZAXI
Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau
T.A 2012/2013
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan
petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai masuknya Islam ke
Indoensia dan mengenai perkembangan daerah pesisir pasca masuknya Islam.
Islam merupakan agama yang
mayoritasnya di anut oleh bangsa Indonesia, perkembangan Islam dan awal mula
masuknya serta pengaruhnya terhadap masyarakat akan penulis bahas pada makalah
yang penulis sajikan.
Penulis mohon maaf atas
kekurangan yang ada dalam hal penulisan dan pembuatan makalah ini, karena masih
banyaknya kekurangan yang ada pada penulis sendiri. Terimakasih.
Pekanbaru, Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………...i
Daftar Isi……………………………………………………………………………………………ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar
Belakang………………………………………………………………………………1
B. Rumusan
Masalah………………………………………………………………………...…1
C. Tujuan
…………………………………………………………………………………..…2
Bab II Pembahasan
A. Masuknya Islam ke Indonesia ……………………………………………………….…...3
B.
Kondisi
dan Situasi Politik Kerajaan-Kerajaan di
Indonesia……………….………………….7
C.
Munculnya Pemukiman-pemukiman di
daerah pesisir ……………………………….…………8
D.
Cara-cara
Islamisasi di Indonesia…………………………………………………………………………..11
Bab IV Penutup
1.
Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………14
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………………………………15
BAB
I
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang
Masuknya Islam ke nusantara terbukti
dengan banyak sumber, selain membawa pembaharuan di bidang agama untuk
Indonesia, masuknya Islam juga membawa pengaruh terhadap perkembangan kota-kota
pesisir yang ada di Indonesia terutama
kota-kota yang berada di jalur perdagangan.
Bukti Masuknya Islam Di Indonesia
1. Berita dari Dinasti Tang
2. Berita Dari jepang 749 M
3. Batu Nisan Fatimah Binti Maimun
dari Leran (Gresik) sekitar tahun 475 H (1082 M)
4. Berita Dari Marcopolo Venesia,
ltalia
5. Makam Sultan Malik Ash Shaleh
yang di temukan sekitar bulan Ramadhan 676 H Atau 1297 M.
6. Berita Bahasa Dari MA-HUAN, 1416
M
7. Komplek Makam Tralaya dari
Trowulan, Mojokerto, yang berumur
sekitar 1300-an s /d 1600-an.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
proses masuknya Islam di nusantara?
2. Bagaimana
perkembangan kemunculan pemukiman daerah pesisir pasca datangnya Islam di
Indonesia?
3. Bagaimana
situasi politik kerajaan di Indonesia pasca datangnya Islam?
4. Bagaimana
proses masuknya Islam di tengah masyarakat?
C.
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah
untuk lebih mengenal dan memperdalam lagi serta mengkaji ulang mengenai
bagaimana masuknya Islam di nusantara, serta untuk memberitahukan kepada
pembaca mengenai perkembangan kota-kota pesisir pasca kedatangan Islam.
BAB
II
Pembahasan
A.
Masuknya
Islam ke Indonesia
Islam
sebagai sebuah pemerintahan hadir di Indonesia sekitar abad
ke-12, namun sebenarnya Islam
sudah sudah masuk ke Indonesia pada abad 7 Masehi.
Saat itu sudah ada jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional
melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti
Tang
di Cina, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani
Umayyah di Asia Barat sejak abad 7. Sejak zaman prasejarah penduduk kepulauan
Indonesia dikenal sebagai pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan
lepas.Sejak awal abad masehiudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan antara
kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di daratan Asia Tenggara.Wilayah
Barat Nusantara dan sekitar malaka, sejak masa kuno merupakan wilayah yang
menjadi titik perhatian, terutama hasil bumi yang dijual disana menarik bagi
para pedagang, dan menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan India.
Sementara itu,pala dan cengkeh yang
berasal dari maluku, dipasarkan di Jawa dan Sumatera, untuk kemudian dijual
pada pedagang asing. Pedagang-pedagang muslim asal Arab, Persia dan India juga
ada yang sampai kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke- 7M (abad 1
H). Menurut J.C Van Leur, berdasarkan berbagai cerita perjalanan dapat
diperkirakan bahwa sejak 674 M ada koloni-koloni Arab di barat laut Sumatera,
yaitu di Barus, daerah penghasil kapur Barus terkenal. Dari berita Cina
diketahui bahwa dimasa dinasti Tang (abad ke 9-10). Orang-orang Ta-shin sudah
ada dikanton (Kan-fu) dan Sumatera. Ta-shin adalah sebutan untuk orang-orang
Arab dan Persia , yang ketika itu jelas sudah mejadi muslim. Perkembangan
pelayaran dan perdagangan yang bersifat Internasional antara negeri-negeri di
Asia bagian Barat dan Timur mungkin disebakan oleh kerajaan Islam. Akan tetapi
belum ada bukti bahwa pribumi Indonesia di tempat-tempat yang disinggahi oleh
para pedagang muslim itu yang beragama Islam. Baru pada zaman-zaman berikutnya
penduduk kepulauan ini, tentu bermula dari penduduk pribumi di koloni–koloni
pedagang muslim itu. Sumber sejarah Ya Shalih yang memberikan kesaksian sejarah
yang dipertanggungjawabkan tentang kembangnya masyarakat Islam di Indonesia,
baik berupa prasasti dan historigrafi tradisional maupun berita asing, baru
terdapat ketika “ komonitas Islam “ berubah menjadi kekuasaan.
Sampai berdirinya kerajaan-kerajaan itu,
perkembangan agama Islam di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga fase yaitu :
Fase pertama : Singgahnya pedagang-pedagang Islam dipelabuhan-pelabuhan
Nusantara , sumbernya adalah berita Luar negeri terutama Cina. Fase kedua :
Adanya komunitas-komunitas Islam di beberapa daerah kepulauan Indonesia
sumbernya disamping berita-berita asing, juga makam-makam Islam, dan Fase
ketiga : Berdirinya kerajaan- kerajaan Islam.
Berdasarkan
sumber-sumber historis, kita dapat menemukan berbagai teori tentang masuk dan
penyebaran Islam di Indonesia. Teori-teori tersebut juga sangat beragam mulai
teori Gujarat, Persia, dan Arab.
1.
Teori Gujarat
Menurut
teori ini, Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 12 dan dibawa oleh para
pedagang dari wilayah-wilayah dari anak benua India seperti Gujarat, Bengali,
dan Malabar. Tokoh-tokoh yang mendukung teori ini antara lain Snouck Hurgronje,
Pijnappel, dan Sucipto Wiryo Suparto.
Dalam L’arabie et les Indes
Neerlandaises, Snouck mengatakan teori tersebut didasarkan pada pengamatan
tidak terlihatnya peran dan nilai-nilai Arab yang ada dalam Islam pada
masa-masa awal, yakni pada abad ke-12 atau 13. Snouck juga mengatakan, teorinya
didukung dengan hubungan yang sudah terjalin lama antara wilayah Nusantara
dengan daratan India.
Menurut
Snouck Hurgronje, Islam masuk dari daerah Deccan di India. Hal ini dibuktikan
bahwa ajaran tasawuf yang di praktikan oleh muslimin India selatan mirip dengan
ajaran masyarakat muslim di Indonesia.
Bukti-bukti
yang diajukan oleh Sucipto Wiryo Suparto untuk memperkuat dugaan bahawa Islam
masuk dari Gujarat antara lain sebagai berikut.
1)
Ditemukan nisan Sultan Malik as-Saleh yang terbuat dari marmer sejenis dengan
dengan nisan yang ada di India pada abad 13.
2)
Relief dalam makam Sultan as-Saleh mirip dengan yang ada di kuil Cambay, India.
3)
Proses Islamisasi mengikuti jalur perdagangan rempah-rempah yang berpusat di
India.
Dalam
perkembangannya, teori Gujarat ini banyak di tentang oleh para ahli karena
mengandung beberapa kelemahan.
2.
Teori Persia
Teori
ini menyebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dari tanah Persia (Iran),
sedangkan daerah yang pertama kali dijamah adalah Samudera Pasai. Salah seorang
pendukung teori ini adalah Oemar Amin Hoesin.
Teori
ini berdasarkan kepada kesamaan budaya yang dimiliki oleh kelompok masyarakat
Islam dengan penduduk Persia. Salah satu contohnya adalah kesamaan dalam
peristiwa peringatan 10 Muharam sebagai peringatan wafatnya Hasan dan Husein,
cucu Nabi Muhammad SAW. Untuk peringatan yang samam di daerah Sumatra ada juga
tradisi yang bernama Tabut yang berarti keranda.
3.
Teori Arab
Teori
ini menjelaskan bahwa masuknya Islam ke Indonesia langsung dari Mekkah atau
Madinah pada abad ke 7. Pendukung teori ini antara lain Hamka. Bahkan, menurut
Ahmad Mansyur Suryanegara, Islam masuk ke Nusantara dibawa oleh orang-orang
Arab Islam generasi pertama atau para sahabat pada masa Khulafaur Rasyidin.
Pada tahun 1963 M diselenggarakan
seminar ilmiyah di kota Medan, Indonesia, untuk membicarakan tentang masuknya
Islam ke Indonesia. Teori-teori yang kita bahas di atas tak luput dari
pembicaraan pada seminar tersebut, yang pada akhir / kesimpulan seminar
tersebut menghasilkan hal-hal sebagai berikut :
1) Pertama kali Islam masuk ke Indonesia pada
abad 1H/7M langsung dari negeri Arab.
2) Daerah yang pertama kali dimasuki Islam
adalah pesisir Sumatera Utara. Setelah itu masyarakat Islam membentuk kerajaan
Islam, yaitu Kerajaan Aceh
3) Para Da’i yang pertama, mayoritas adalah
pedagang. Pada saat itu dakwah disebarkan dengan damai.
Menurut sumber-sumber Cina
menjelang akhir perempatan ketiga abad 7, seorang pedagang Arab
menjadi pemimpin pemukiman Arab muslim di pesisir pantai Sumatera.
Islam
pun memberikan pengaruh kepada institusi politik yang ada. Hal ini nampak pada
Tahun 100 H (718 M) Raja
Sriwijaya
Jambi
yang bernama Srindravarman
mengirim surat kepada Khalifah
Umar bin Abdul Aziz
dari Kekhalifahan Bani Umayyah meminta dikirimkan da'i yang bisa menjelaskan
Islam kepadanya. Surat itu berbunyi: “Dari Raja di Raja yang adalah keturunan
seribu raja, yang isterinya juga cucu seribu raja, yang di dalam kandang
binatangnya terdapat seribu gajah, yang di wilayahnya terdapat dua sungai yang
mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang
semerbak wanginya hingga menjangkau jarak 12 mil, kepada Raja Arab yang tidak
menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Allah.
Saya telah mengirimkan kepada anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah
yang tak begitu banyak, tetapi sekedar tanda persahabatan. Saya ingin Anda
mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat mengajarkan Islam
kepada saya dan menjelaskan kepada saya tentang hukum-hukumnya.” Dua tahun
kemudian, yakni tahun 720 M, Raja Srindravarman, yang semula Hindu,
masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama 'Sribuza Islam'. Sayang,
pada tahun 730 M Sriwijaya Jambi ditawan oleh Sriwijaya Palembang
yang masih menganut Budha.
Islam
terus mengokoh menjadi institusi politik yang mengemban Islam. Misalnya, sebuah
kesultanan Islam bernama Kesultanan Peureulak
didirikan pada 1 Muharram 225 H atau 12 November 839 M. Contoh lain adalah
Kerajaan Ternate. Islam masuk ke kerajaan di kepulauan Maluku ini tahun 1440.
Rajanya seorang Muslim bernama Bayanullah.
Kesultanan Islam
kemudian semikin menyebarkan ajaran-ajarannya ke penduduk dan melalui
pembauran, menggantikan Hindu sebagai kepercayaan utama pada akhir abad
ke-16 di Jawa dan Sumatera. Hanya Bali
yang tetap mempertahankan mayoritas Hindu. Di kepulauan-kepulauan di timur,
rohaniawan-rohaniawan Kristen
dan Islam
diketahui sudah aktif pada abad ke-16 dan 17,
dan saat ini ada mayoritas yang besar dari kedua agama di kepulauan-kepulauan
tersebut.
Penyebaran Islam dilakukan melalui
hubungan perdagangan di luar Nusantara; hal ini, karena para penyebar dakwah
atau mubaligh
merupakan utusan dari pemerintahan Islam yang datang dari luar Indonesia,
maka untuk menghidupi diri dan keluarga mereka, para mubaligh
ini bekerja melalui cara berdagang, para mubaligh inipun menyebarkan Islam
kepada para pedagang
dari penduduk asli, hingga para pedagang ini memeluk Islam dan meyebarkan pula
ke penduduk lainnya, karena umumnya pedagang dan ahli kerajaan lah yang pertama
mengadopsi agama baru tersebut. Kerajaan Islam penting termasuk di antaranya: Kerajaan Samudera Pasai,
Kesultanan Banten
yang menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara Eropa, Kerajaan
Mataram, Kesultanan Ternate
dan Kesultanan Tidore
di Maluku.
B.
Kondisi
Dan Situasi Politik Kerajaan-Kerajaan Di Indonesia
Cikal bakal kekuasaan Islam telah
dirintis pada periode abad 1-5 H/ 7-9 M. Pada periode ini para pedagang dan
muballig muslim membantu komunitaskomunitas Islam yang mengajarka toleransi dan
persamaan derajat antara sesama. Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian
penduduk setempat. Karena itu, Islam kepulauan Indonesia terhitung cepat meski
dengan damai. Masuknya islam kedaerah-daerah di Indonesia tidak dalam waktu
yang
bersamaan. Disamping itu,keadaan sosial politik dan budaya daerah ketika
didatangi Islam juga berlainan. Pada abad ke-7 sampai ke-10 M, kerajaan
Sriwijaya meluaskan kekuasaannya ke daerah semenajung malaka sampai Kedah.
Kerajaan Sriwijaya pada waktu itu memang melindungi orang-orang muslim
diwilayah kekuasaannya. Kemajuan politik dan ekonomi sriwijaya berlangsung
sampai abad ke-12 M.
bersamaan. Disamping itu,keadaan sosial politik dan budaya daerah ketika
didatangi Islam juga berlainan. Pada abad ke-7 sampai ke-10 M, kerajaan
Sriwijaya meluaskan kekuasaannya ke daerah semenajung malaka sampai Kedah.
Kerajaan Sriwijaya pada waktu itu memang melindungi orang-orang muslim
diwilayah kekuasaannya. Kemajuan politik dan ekonomi sriwijaya berlangsung
sampai abad ke-12 M.
Pada abad akhir ke-12M, kerajaan
Sriwijaya mulai memasuki masa kemundurannya. Kemunduran politik dan Ekonomi
Sriwijaya dipercepat oleh usah-usaha kerajaan Singasari yang sedang bangkit di
Jawa. Kelemahan Sriwijaya dimanfaatkan pula oleh pedagang-pedagang muslim untuk
mendapatkan keuntungan- keuntungan politik dan perdagangan. Mereka
mendukung daerah-daerah yang muncul, dan daerah yang menyatakan diri
sebagai kerajaan bercorak Islam yaitu kerajaan Samudra Pasai dipesisir Timur
Luat Aceh. Daerah ini sudah disinggahi pedagang-pedagang muslim sejak abad
ke-7 dan ke-8 M. Proses islamisasi tentu berjalan disana sejak abad tersebut.
Kerajaan Samudera Pasai dengan segera berkembang baik dalam bidang politik
maupun perdagangan.
mendukung daerah-daerah yang muncul, dan daerah yang menyatakan diri
sebagai kerajaan bercorak Islam yaitu kerajaan Samudra Pasai dipesisir Timur
Luat Aceh. Daerah ini sudah disinggahi pedagang-pedagang muslim sejak abad
ke-7 dan ke-8 M. Proses islamisasi tentu berjalan disana sejak abad tersebut.
Kerajaan Samudera Pasai dengan segera berkembang baik dalam bidang politik
maupun perdagangan.
Karena kekacauan-kekacauan dalam negeri
sendiri akibat perebutan
kekuasaan diistana, kerajaan Singasari, juga pelanjutnya, Majapahit, tidak mampu
mengontrol daerah Melayu dan Selat Maluku dengan baik, sehinnga Kerajaan
Samudera Pasai dan Maluku dapat berkembang dan mencapai puncak
kekuasaannya hingga abad ke-16 M.
kekuasaan diistana, kerajaan Singasari, juga pelanjutnya, Majapahit, tidak mampu
mengontrol daerah Melayu dan Selat Maluku dengan baik, sehinnga Kerajaan
Samudera Pasai dan Maluku dapat berkembang dan mencapai puncak
kekuasaannya hingga abad ke-16 M.
C.
Munculnya
Pemukiman-Pemukiman Muslim Di Kota Pesisir
Menjelang abad ke-13 M, di pesisir Aceh
sudah ada pemukiman
muslim.Persentuhan antara penduduk pribumi dengan pedagang muslim di
Arab,Persia dan India memang pertama kali terjadi didaerah ini. Karena itu,
diperkirakan proses islamisasi sudah berlangsung sejak persentuhan itu terjadi,
dapat diketahui bahwa daerah-daerah di bagian pesisir Sumatera Utara dan Timur
Selat Malaka, yaitu dari Aceh sampai palembang sudah banyak terdapat
masyarakat dan kerajaan-kerajaan islam. Akan tetapi, daerah- daerah yang belum
islam juga masih banyak,yaitu pelembang dan daerah-daerah pedalaman.proses
islamisasi ke daerah-daerah pedalaman Aceh, Sumatera Barat terutama terjadi
sejak Aceh melakukan ekspansi politiknya pada abad ke-16 dan 17 M.
Sementara itu, dijawa, proses islamisai sudah berlangsung sejak abad ke-
11 M, mekipun belum meluas, perkebangan islam dipulau jawa bersamaan
waktunya dengan melemahnya posisi raja untuk membangun pusat-pusat
kekuasaaan yang independent.
muslim.Persentuhan antara penduduk pribumi dengan pedagang muslim di
Arab,Persia dan India memang pertama kali terjadi didaerah ini. Karena itu,
diperkirakan proses islamisasi sudah berlangsung sejak persentuhan itu terjadi,
dapat diketahui bahwa daerah-daerah di bagian pesisir Sumatera Utara dan Timur
Selat Malaka, yaitu dari Aceh sampai palembang sudah banyak terdapat
masyarakat dan kerajaan-kerajaan islam. Akan tetapi, daerah- daerah yang belum
islam juga masih banyak,yaitu pelembang dan daerah-daerah pedalaman.proses
islamisasi ke daerah-daerah pedalaman Aceh, Sumatera Barat terutama terjadi
sejak Aceh melakukan ekspansi politiknya pada abad ke-16 dan 17 M.
Sementara itu, dijawa, proses islamisai sudah berlangsung sejak abad ke-
11 M, mekipun belum meluas, perkebangan islam dipulau jawa bersamaan
waktunya dengan melemahnya posisi raja untuk membangun pusat-pusat
kekuasaaan yang independent.
1)
Pemukiman Muslim di Pulau Sumatera
Sumber-sumber literatur Cina
menyebutkan, menjelang seperempat abad ke-7, sudah berdiri perkampungan Arab
Muslim di pesisir pantai Sumatera. Di perkampungan-perkampungan ini
diberitakan, orang-orang Arab bermukim dan menikah dengan penduduk lokal dan
membentuk komunitas-komunitas Muslim.
Kian tahun, kian bertambah
duta-duta dari Timur Tengah yang datang ke wilayah Nusantara. Seperti pada masa
Dinasti Umayyah, ada sebanyak 17 duta Muslim yang datang ke Cina. Pada Dinasti
Abbasiyah dikirim 18 duta ke negeri Cina. Bahkan pada pertengahan abad ke-7
sudah berdiri beberapa perkampungan Muslim di Kanfu atau Kanton. Tentu saja,
tak hanya ke negeri Cina perjalanan dilakukan. Beberapa catatan menyebutkan
duta-duta Muslim juga mengunjungi Zabaj
atau Sribuza atau yang lebih kita kenal dengan Kerajaan Sriwijaya. Hal ini sangat
bisa diterima karena zaman itu adalah masa-masa keemasan Kerajaan Sriwijaya.
Tidak ada satu ekspedisi yang akan menuju ke Cina tanpa melawat terlebih dulu
ke Sriwijaya.
Selain Sabaj atau Sribuza atau juga Sriwijaya disebut-sebut telah
dijamah oleh dakwah Islam, daerah-daerah lain di Pulau Sumatera seperti Aceh dan Minangkabau
menjadi lahan dakwah. Bahkan di Minangkabau ada tambo yang mengisahkan tentang
alam Minangkabau yang tercipta dari Nur Muhammad. Ini adalah salah satu jejak
Islam yang berakar sejak mula masuk ke Nusantara. Di saat-saat itulah, Islam
telah memainkan peran penting di ujung Pulau Sumatera. Kerajaan Samudera Pasai-Aceh
menjadi kerajaan Islam pertama yang dikenal dalam sejarah.
2)
Pemukiman Muslim di Pulau Jawa
Selain di Pulau Sumatera, dakwah
Islam juga dilakukan dalam waktu yang bersamaan di Pulau Jawa. Prof. Hamka
dalam Sejarah Umat Islam mengungkapkan, pada tahun 674 sampai 675 masehi duta
dari orang-orang Ta Shih (Arab) untuk Cina yang tak lain adalah sahabat
Rasulullah sendiri Muawiyah bin Abu Sofyan, diam-diam meneruskan perjalanan
hingga ke Pulau Jawa. Ekspedisi ini mendatangi Kerajaan Kalingga dan melakukan pengamatan. Maka, bisa
dibilang Islam merambah tanah Jawa pada abad awal perhitungan hijriah. Jika
demikian, maka tak heran pula jika tanah Jawa menjadi kekuatan Islam yang cukup
besar dengan Kerajaan Giri, Demak,
Pajang, Mataram, bahkan hingga Banten dan Cirebon.
Proses dakwah yang panjang, yang
salah satunya dilakukan oleh Wali Songo atau Sembilan Wali adalah rangkaian
kerja sejak kegiatan observasi yang pernah dilakukan oleh sahabat Muawiyah bin
Abu Sofyan. Peranan Wali Songo dalam perjalanan Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa
sangatlah tidak bisa dipisahkan. Jika boleh disebut, merekalah yang menyiapkan
pondasi-pondasi yang kuat dimana akan dibangun pemerintahan Islam yang
berbentuk kerajaan. Kerajaan Islam di tanah Jawa yang paling terkenal memang
adalah Kerajaan Demak.
Namun, keberadaan Giri tak bisa dilepaskan dari sejarah kekuasaan Islam tanah
Jawa.
Sebelum Demak berdiri, Raden Paku yang
berjuluk Sunan Giri atau yang nama aslinya Maulana Ainul Yaqin, telah membangun
wilayah tersendiri di daerah Giri,
Gresik, Jawa Timur. Wilayah ini dibangun menjadi sebuah kerajaan
agama dan juga pusat pengkaderan dakwah. Dari wilayah Giri ini pula dihasilkan
pendakwah-pendakwah yang kelah dikirim ke Nusatenggara dan wilayah Timur
Indonesia lainnya.
3)
Pemukiman Muslim di Pulau Kalimantan
Para ulama awal yang berdakwah di
Sumatera dan Jawa melahirkan kader-kader dakwah yang terus menerus mengalir.
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo kala itu. Di
pulau ini, para mubaligh-mubaligh dan komunitas Islam kebanyakan mendiami
pesisir Barat Kalimantan sampai pada pesisir daerah Kalimantan Selatan yang
dikenal juga dengan kesultanan banjar. Bahkan bisa di katakana mayoritas orang
Kalimantan yang bersuku banjar adalah Islam, dan bisa dikatakan tidak ada satu
pun dari orang banjar beragama lain, dan juga pada masyarakat yang ada di
Kalimantan terkhusus orang dayak, apabila mereka sudah memeluk agama Islam
mereka akan menyebut diri mereka dengan orang banjar. Cukup banyak ulama-ulama
besar yang ada di Kalimantan, bahkan sampai ke wilayah serantau (Malaysia)
diantaranya adalah K.H. Zaini Ghani atau lebih di kenal dengan Abah Guru
sakumpul.
4)
Pemukiman Muslim di Pulau Sulawesi
Celebes atau Sulawesi, di tanah
ini sudah bisa ditemui pemukiman Muslim di beberapa daerah. Meski belum terlalu
besar, namun jalan dakwah terus berlanjut hingga menyentuh raja-raja di
Kerajaan Goa yang beribunegeri di Makassar. Raja Goa pertama yang memeluk Islam
adalah Sultan Alaidin al Awwal dan Perdana Menteri atau Wazir besarnya, Karaeng
Matopa pada tahun 1603. Sebelumnya, dakwah Islam telah sampai pula pada
ayahanda Sultan Alaidin yang bernama Tonigallo dari Sultan Ternate yang lebih
dulu memeluk Islam. Pusat-pusat dakwah yang dibangun oleh Kerajaan Goa inilah
yang melanjutkan perjalanan ke wilayah lain sampai ke Kerajaan Bugis, Wajo
Sopeng, Sidenreng, Tanette, Luwu dan Paloppo.
5) Pemukiman
Muslim di Pulau Maluku
Kepulauan Maluku yang terkenal
kaya dengan hasil bumi yang melimpah membuat wilayah ini sejak zaman antik
dikenal dan dikunjungi para pedagang seantero dunia. Karena status itu pula
Islam lebih dulu mampir ke Maluku sebelum datang ke Makassar dan
kepulauan-kepulauan lainnya.
Kerajaan Ternate adalah kerajaan
terbesar di kepulauan ini. Islam masuk ke wilayah ini sejak tahun 1440.
Sehingga, saat Portugis mengunjungi Ternate pada tahun 1512, raja ternate
adalah seorang Muslim, yakni Bayang Ullah. Kerajaan lain yang juga menjadi representasi
Islam di kepulauan ini adalah Kerajaan Tidore yang wilayah teritorialnya cukup
luas meliputi sebagian wilayah Halmahera, pesisir Barat kepulauan Papua dan
sebagian kepulauan Seram. Ada juga Kerajaan Bacan. Raja Bacan pertama yang
memeluk Islam adalah Raja Zainulabidin yang bersyahadat pada tahun 1521. Di
tahun yang sama berdiri pula Kerajaan Jailolo yang juga dipengaruhi oleh
ajaran-ajaran Islam dalam pemerintahannya.
6)
Pemukiman Muslim di Pulau Papua
Beberapa kerajaan di kepulauan
Maluku yang wilayah teritorialnya sampai di pulau Papua menjadikan Islam masuk
pula di pulau Cendrawasih ini. Banyak kepala-kepala suku di wilayah Waigeo,
Misool dan beberapa daerah lain yang di bawah administrasi pemerintahan
kerajaan Bacan. Pada periode ini pula, berkat dakwah yang dilakukan kerajaan
Bacan, banyak kepala-kepala suku di Pulau Papua memeluk Islam. Namun, dibanding
wilayah lain, perkembangan Islam di pulau hitam ini bisa dibilang tak terlalu
besar.
7)
Pemukiman Muslim di Nusa Tenggara
Islam masuk ke wilayah Nusa
Tenggara bisa dibilang sejak awal abad ke-16. Hubungan Sumbawa yang baik dengan
Kerajaan Makassar membuat Islam turut berlayar pula ke Nusa Tenggara. Sampai
kini jejak Islam bisa dilacak dengan meneliti makam seorang mubaligh asal Makassar
yang terletak di kota Bima. Begitu juga dengan makam Sultan Bima yang pertama
kali memeluk Islam. Bisa disebut, seluruh penduduk Bima adalah para Muslim
sejak mula. Selain Sumbawa, Islam juga masuk ke Lombok. Orang-orang Bugis
datang ke Lombok dari Sumbawa dan mengajarkan Islam di sana. Hingga kini,
beberapa kata di suku-suku Lombok banyak kesamaannya dengan bahasa Bugis.
D.
Saluran
Dan Cara-Cara Islamisasi di Indonesia
Proses islamisasi memeng tidak berhenti
sampai berdirinya kerajaankerajaan
islam, tetapi terus berlangsung intensif dengan berbagai cara dan saluran.
islam, tetapi terus berlangsung intensif dengan berbagai cara dan saluran.
Kedatangan islam
dan penyebarannya kepada golongan bangsawan dan
rakyat umumnya, dilakukan secara damai. Apabila situasi politik suatu kerajaan
mengalami kekacauan dan kelemahan disebabkan berebutan kekuasaan
dikalangan keluarga istana, maka islam dijadikan alat politik bagi golongan
bangsawan atau pihak-pihak yang menghendaki kekuasaan itu. Apabila kerajaan
islam sudah berdiri, pengusanya melancarkan perang terhadap kerajaan NonIslam.
Hal itu bukanlah karena persoalan agama tetapi karena dorongan politik untuk
mengusai kerajaan-kerajaan disekitarnya. Menurut Uka Tjandrasasmita, saluransalura
islamisai yang berkembang ada 6 yaitu :
rakyat umumnya, dilakukan secara damai. Apabila situasi politik suatu kerajaan
mengalami kekacauan dan kelemahan disebabkan berebutan kekuasaan
dikalangan keluarga istana, maka islam dijadikan alat politik bagi golongan
bangsawan atau pihak-pihak yang menghendaki kekuasaan itu. Apabila kerajaan
islam sudah berdiri, pengusanya melancarkan perang terhadap kerajaan NonIslam.
Hal itu bukanlah karena persoalan agama tetapi karena dorongan politik untuk
mengusai kerajaan-kerajaan disekitarnya. Menurut Uka Tjandrasasmita, saluransalura
islamisai yang berkembang ada 6 yaitu :
1.
Saluaran Perdagangan
Pada
taraf permukaan, saluran islamisasi adalah perdagangan. Sauran
islamisasi melalui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan
bangsawan turut serata dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi
pemilik kapal dan saham. Kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7
hingga ke-16 membuat perdagangan-perdagangan muslim ( Arab, Persia dan
India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri dari bagian barat,
Tenggara dan Timur Benua Asia.
islamisasi melalui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan
bangsawan turut serata dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi
pemilik kapal dan saham. Kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7
hingga ke-16 membuat perdagangan-perdagangan muslim ( Arab, Persia dan
India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri dari bagian barat,
Tenggara dan Timur Benua Asia.
2.
Saluaran Perkawinan
Dari
sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status social yang
lebih baik dari pada kebanyakan pribumi sehingga penduduk pribumi, terutama
puteri-puteri bangsawan,tertarik untuk menjadi isteri-isteri saudagar itu. Sebelum
kawin, mereka di isalam kan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai
keturunan, keturunan mereka makin luas.akhirnya timbul kampong-kampung,
daerah-daerah dan kerajaan-kerajaan muslim.
lebih baik dari pada kebanyakan pribumi sehingga penduduk pribumi, terutama
puteri-puteri bangsawan,tertarik untuk menjadi isteri-isteri saudagar itu. Sebelum
kawin, mereka di isalam kan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai
keturunan, keturunan mereka makin luas.akhirnya timbul kampong-kampung,
daerah-daerah dan kerajaan-kerajaan muslim.
3.
Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar
tasawuf, atau para sufi, mengajarkan teosofi yang
beranpur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.
Mereka mahir dalam soal-soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan
menyembuhkan. Diantara mereka ada juga yang mengawini puteri-puteri
bangsawan setempat dengan tasawuf “ bentuk “ islam yang diajarkan kepada
penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang
sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti
dan diterima.
beranpur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.
Mereka mahir dalam soal-soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan
menyembuhkan. Diantara mereka ada juga yang mengawini puteri-puteri
bangsawan setempat dengan tasawuf “ bentuk “ islam yang diajarkan kepada
penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang
sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti
dan diterima.
4. Saluran
Pendidikan
Islamisasi
juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun
pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kyai- kyai dan ulama’-
ulama’ dipesantren atau pondok itu. Calon ulam’, guru agama dan kyai mendapat
pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang kekampung
masing-masing atau berdakwak ketempat tertentu mengajarkan islam.
pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kyai- kyai dan ulama’-
ulama’ dipesantren atau pondok itu. Calon ulam’, guru agama dan kyai mendapat
pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang kekampung
masing-masing atau berdakwak ketempat tertentu mengajarkan islam.
5.
Saluran Kesenian
Saluran
islamisasi malalui kesenian yang paling terkenal adalah
pertunjukan wayang. Sebagaian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita
mahaberata dan Ramayana, tetapi didalam cerita itu disisikan ajaran dan namanama
pahlawan islam, kesenian- kesenian lain juga dijadikan alat islamisasi
seperti sastera (Hikayat, Babat dan Sebagainya), seni bangunan dan seni ukir.
pertunjukan wayang. Sebagaian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita
mahaberata dan Ramayana, tetapi didalam cerita itu disisikan ajaran dan namanama
pahlawan islam, kesenian- kesenian lain juga dijadikan alat islamisasi
seperti sastera (Hikayat, Babat dan Sebagainya), seni bangunan dan seni ukir.
6.
Saluran Politik
Dimaluku
dan sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk islam setelah
rajanya memeluk islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu
tersebarnya islam di daerah ini. Disamping itu, baik Sumatera dan Jawa maupun
di Indonesia bagian timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan islam
memerangi kerajaan-kerajaan nonislam. Kemenangan kerajaan Islam setara
politik banyak menarik penduduk kerajaan bukan islam itu masuk islam.
rajanya memeluk islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu
tersebarnya islam di daerah ini. Disamping itu, baik Sumatera dan Jawa maupun
di Indonesia bagian timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan islam
memerangi kerajaan-kerajaan nonislam. Kemenangan kerajaan Islam setara
politik banyak menarik penduduk kerajaan bukan islam itu masuk islam.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sampai
berdirinya kerajaan-kerajaan di Indonesia perkembangan islam dapat dibagi
menjadi 3 fase yaitu :
-
Fase pertama : Singgahnya
pedagang-pedagang Islam dipelabuhanpelabuhan
Nusantara .
Nusantara .
-
Fase kedua : Adanya komunitas-komunitas
Islam di beberapa daerah
kepulauan Indonesia
kepulauan Indonesia
-
Fase ketiga : Berdirinya
kerajaan-kerajaan Islam.
Disamping
itu keadaan politik dan social budaya daerah ketika didatangi
islam pada abad ke-7 sampai ke-10 M berbeda dengan sebelumnya. Keadaan
politik dan sosial pada waktu itu mulai membaik. Dan menjelang abad ke-13 M
mulai munculnya pemukiman- pemukiman islam dikota-kota pesisir.
Jadi kedatangan islam dan penyebarannya di Indonesia dilakukan secara
damai dan penyebarannya pun begitu pesat. Karena adanya saluran-saluran
islamisasi yang berkembang. Dan saluran-saluran tersebut ada 6 yaitu :
islam pada abad ke-7 sampai ke-10 M berbeda dengan sebelumnya. Keadaan
politik dan sosial pada waktu itu mulai membaik. Dan menjelang abad ke-13 M
mulai munculnya pemukiman- pemukiman islam dikota-kota pesisir.
Jadi kedatangan islam dan penyebarannya di Indonesia dilakukan secara
damai dan penyebarannya pun begitu pesat. Karena adanya saluran-saluran
islamisasi yang berkembang. Dan saluran-saluran tersebut ada 6 yaitu :
1.Saluran Perdagangan
2. Saluaran Perkawinan
3. Saluran Tasawuf
4. Saluran Pendidikan
5. Saluran Kesenian
6. Saluran Politik
Perkembangan kota-kota
pesisir seiring dengan berkembangnya Islam di nusantara, pengaruh dari Islam
sebagai agama baru yang bisa di terima masyarakat dengan terbuka membuat
perkembangannya di daerah-daerah pesisir juga pesat, terutama daerah
perdagangan atau daerah pelabuhan yang menjadi pusat awal mulanya masuknya
Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Bacaan
Al – Usairy, Ahmad. Sejarah Islam Sejak Zaman
Nabi Adam hingga abad XX.
Dhiya’ , Muhammad. Al Islam fi Indonesia.
Dr. Yatim, Badri M.A. Sejarah Peradaban Islam.
Umatin, Nur Khoiro dan Khabib Basori. 2010. Pendidikan Agama Islam untuk SMA/MA. Klaten: Intan Prawira
Internet
Al-Farisi, Rudi Arlan. Sejarah
Kedatangan Islam di Indonesia. www.spistai.blogspot.com. 2009
Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia.www. siap-sekolah.com.
Comments
Post a Comment